26 Des 2012

DiandraCreative.com - Jalan-jalan Puitis Wajah Angin


Jalan-jalan Puitis Wajah Angin

Kategori : Sastra
  ISBN:-
  Penulis:Hindriyati Fatma & Rika Fajar Rahamdi
  Penerbit:Poros Publishing
  Tanggal Terbit:2012-12-20
  Jumlah Halaman:82
  Berat Buku:200 gr
  Kertas:Bookpaper, 13 x 20 cm
  Harga:Rp. 29.000,00
Anda harus login untuk melakukan transaksi

5 Votes


Sinopsis

Hindriyati Fatma: Lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa aktif dalam Lembaga Pers Mahasiswa UAD, di tempat itu berproses dan menempa keilmuan dan kesastraan secara aplikatif.
Rika Fajar Rahmadi: Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Aktif dalam kegiatan Lembaga Pers Mahasiswa "Poros" Universitas Ahmad Dahlan. Mulai mengenal Puisi sejak SMP tahun 2003, dan mendalaminya dengan serius ketika masuk kuliah.

Dang!

DiandraCreative.com - Dang!

Dang!

Kategori : Sastra
  ISBN:-
  Penulis:Dang Merduawan
  Penerbit:Dangizm Publisher
  Tanggal Terbit:2012-12-07
  Jumlah Halaman:100
  Berat Buku:200 gr
  Kertas:HVS, 13 x 19 cm
  Harga:Rp. 28.000,00
Anda harus login untuk melakukan transaksi

5 Votes


Sinopsis

Ku ikat selembar kain hitam bergambar bintang merah di lengan sebelah kiri atas
Ku rahasiakan dosa-dosa malamku yang panjang
Ku buang lebam biru bayi-bayi
Ku minum hanya air mata bintang yang murni.
Setelah mencium liang mentari, di singgasana Dewi Clio,
ku minta dia menelanjangiku
Lalu kuminta dia melumuri tubuhku dengan manisan lebah
Hmm.. sekarang aku telah siap menebas 24 karat kematian
Ku tombak dada pangeran kecil berkali-kali
Ku pekakkan batu-batu parokhial
Demi menggulung hari-hari yang cuma diam pada darah yang menggumpal
Ku pecahkan platform ideology berkeping-keping
Ku potong urat leher ketenangan
Adalah pengakuan akan di tanam tanpa nisan!
Adalah ruh kelembutan muncul di kelahiran tanpa nafas!
Mengapa di redupkan petikan cahaya di atas, di bawah, di depan, di belakang, di sisi kiri, di sisi kanan, di sekeliling, di seluruhnya?
Suara tangis bayi masih terdengar.

Kumpulan syair ini di mulai dari masa akhir SMA sampai akhir masa kuliah, Kurang lebih dari tahun 1994-2001 di tambah sedikit pada waktu berjalan.

DiandraCreative.com - Love Storm In Seoul

DiandraCreative.com - Love Storm In Seoul

Love Storm In Seoul

Kategori : Novel
  ISBN:-
  Penulis:Ariny NH and friend’s
  Penerbit:Diandra Creative
  Tanggal Terbit:2012-12-01
  Jumlah Halaman:146
  Berat Buku:200 gr
  Kertas:Bookpaper, 13 x 19 cm
  Harga:Rp. 33.000,00
Anda harus login untuk melakukan transaksi

5 Votes


Sinopsis

Kiki Retno Setiawti adalah gadis cantik asal semarang. Ia berprofesi sebagai dokter umum di kotanya. Ia sangat mengidolakan Kim Hyun Sang, personel boy band Super Elevent. Suatu hari Kikie diminta kepala dokter rumah sakit untuk pindah tugas ke rumah sakit Korea. Tentu saja kiki sangat senang, dan langsung menerima permintaan kepala dokter.
Sesampai di Korea, Kiki terkagum melihat kota Korea. Di Bandara ia dijemput Dr. Seungcie, beliau lah yang membimbing Kiki dalam segala hal selama Kiki ada di Korea. Esok harinya Kiki, sudah diperbolehkan bekerja di rumah sakit barunya. Betapa bagagianya hati Kiki. Ia bekerja di rumah sakit khusus menangani artis Korea. Suatu saat Kikie bertemu dengan Hyun Sang di rumah sakit. Sang artis itu baru berobat ke sana, karena sedang masuk angin. Akhirnya Kikie menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit Hyun Sang. Kikie memakai cara tradisional khas Jawa, yakni KEROK, dan sejak saat itu KiKie dan Hyun Sang semakin akrab. Benih-benih cintapun tumbuh di hati mereka.
Bagaimanakah perjalanan cinta KiKie dan Hyun Sang? Yuks Baca novel ini sampai tuntas.



Kirimkan sebagai DiandraCreative SelfPubli... (Ganti)

    22 Des 2012

    DiandraCreative.com - Manajemen Sumber Daya Manusia

    DiandraCreative.com - Manajemen Sumber Daya Manusia

    Kategori : Pendidikan
      ISBN:978-602-95265-1-6
      Penulis:Dr. Hj. Retina Sri Sedjati, MM., Apt.
      Penerbit:Diandra Creative
      Tanggal Terbit:2012-11-25
      Jumlah Halaman:168
      Berat Buku:400 gr
      Kertas:14 x 21 cm
      Harga:Rp. 40.000,00
    Anda harus login untuk melakukan transaksi

    5 Votes


    Sinopsis

    Sumberdaya manusia yang kompetitif dan unggul di era
    globalisasi merupakan hal penting dalam percaturan persaingan
    zaman. Karenanya, keunggulan SDM di bidang pendidikan akan
    menjadi pangkal kemajuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
    dan bernegara. Disamping itu pula, human resources (SDM) merupakan
    ujung tombak dalam mengisi peradaban modern baik di bidang
    bisnis maupun lainnya. Terutama adalah untuk mengisi berbagai
    bidang, seperti pendidikan, bisnis (perusahaan), ekonomi, sosial dan
    sebagainya.

    Buku ini terbit via diandracreative.com, bisa di order viawww.diandracreative.com ato sms ke 085728253141 format pesan [judulbuku] [jumlahexamplar] [alamatlengkap] [np.hp]

    DiandraCreative.com - Call Me At 085728xxxxx

    DiandraCreative.com - Call Me At 085728xxxxx

    Kategori : Novel
      ISBN:978-602-19081-5-0
      Penulis:Kumpulan Penulis
      Penerbit:As-Sarkem & Diandra Creative
      Tanggal Terbit:2012-11-25
      Jumlah Halaman:150
      Berat Buku:400 gr
      Kertas:14 x 20 cm
      Harga:Rp. 35.000,00
    Anda harus login untuk melakukan transaksi

    5 Votes


    Sinopsis

    Dua puluh empat cerpen yang anda hadapi ini adalah hasil dari
    serangkaian kerja keras. Tidak hanya kerja penulisnya sendiri, tetapi
    juga tim pendamping yang tidak hanya memantau perkembangan
    proses, tetapi juga dengan intens melakukan pembacaan dan diskusi.
    Adalah SARKEM (Sanggar Kreativitas Manusia) yang
    menginisiasi proyek ini. Mulanya, SARKEM membayangkan bahwa
    apa yang sebenarnya lebih dekat pada praktik artist talk, dan
    disebutnya workshop itu bisa dengan mudah dilewati dengan hasil
    yang dibayangkan maksimal: terkumpul sejumlah cerpen sebanyak
    peserta yang terlibat dalam kondisi siap terbit.
    Saya bersama Mas Herry Mardiyanto dari Balai Bahasa
    Yogyakarta, diberi jadwal untuk bertemu pada setiap hari minggu,
    selama empat kali, dan setiap kali pertemuan selama 3 jam, dari
    jam 9 sampai 12. Pertemuan itu terjadi di Yayasan Indonesia Buku,
    di Patehan Wetan, belakang Kraton Yogyakarta. Dibayangkan, dari
    jumlah pertemuan itu, setiap peserta bisa melahirkan sebuah karya,
    sebuah cerita pendek. Menghadapi sekitar dua puluh empat remaja,
    ada yang masih SMA, ada mahasiswa semester awal, sedikit yang
    sudah pernah menulis, banyak yang baru pertama kali mencoba,
    menyudutkan target terkumpulnya cerpen yang siap diterbitkan di
    ujung proses itu berantakan.
    Workshop sebagai sebuah praktik belajar sambil bekerja, tentu
    saja tidak berjalan dalam waktu pertemuan sepanjang 3 jam. Yang
    terjadi selalu saja sebuah cerita pengalaman menulis, lebih tepatnya
    artist talk. Percakapan yang dimunculkan sebagai studi kasus yang
    muncul dari peserta tak bisa secara praktis dicangkokkan pada kasus
    peserta yang lain, oleh peserta sendiri. Imajinasi hermeneutik, yang
    suka cangkok-mencangkok gejala pada akhirnya tidak mungkin
    dengan serta-merta dipraktikan oleh peserta.
    iv
    Begitulah pemandangan awal dari proyek itu berlangsung.
    Pemandangan berikutnya adalah bagaimana kisruh-nya
    peserta menerapkan tata-aturan tulis. Banyak orang mengabaikan
    ejaan ini dalam praktik menulis. Dan hampir semua peserta, memang
    melalaikannya. Bahkan menggunakan huruf kapital di awal kalimat
    saja banyak yang menabraknya. Tanda koma sering tidak dihadirkan.
    Tanda titik mangkir dari teks sehingga kalimat yang sesungguhnya
    sudah selesai menjadi bersambung dengan kalimat berikutnya. Itulah
    pemandangan yang muncul ketika di pertemuan kedua peserta dipaksa
    untuk mengumpulkan tulisan atau cerpen karyanya.
    Terlihat betapa ejaan belum dipahami sebagai sebuah sistem
    kode, yang membuat potensi sebuah teks literer bisa diaktualisasikan
    oleh pembaca. Ada kecurigaan bahwa penulis yang mengabaikan
    tata ejaan ini membayangkan bahwa dirinya masih berada di samping
    teks hasil inskripsinya, yang setiap saat bisa dirujuk untuk memberi
    keterangan. Dengan demikian, teks literer bukan dibayangkan sebagai
    sesuatu yang terlepas dari waktu, berjarak, atau bahkan bukan bagian
    dari diri penulisnya lagi, yang notabene justru itulah hakikat dari teks
    literer: terpisah dari penulisnya dan sepenuhnya bergantung pada
    sistem kode penyusunannya. Tulisanlah yang abadi. Begitu maklumat
    Pointus Pilatus menjelang penyaliban Nabi Isa, ketika ia berujar: apa
    yang aku tulis akan tetap tertulis.
    Pemandangan berikutnya adalah problematika menjaraki
    kenyataan empiris. Cerpen yang diharapkan berbau warna lokal
    Yogyakarta, terjebak dalam kebimbangan identifikasi. Yogyakarta
    dalam waktu adalah Yogyakarta masa lalu, kini, juga harapan masa
    depan. Yogyakarta dalam materialitas adalah obyek yang terbentang
    hampir seluas daerah administratif provinsi DIY. Yogyakarta sebagai
    peta-mental, barangkali adalah karakter budaya. Tetapi bagaimana
    jika karakter itu juga dimiliki oleh orang-orang Ponorogo yang masih
    terus mengaku sebagai trah prajurit Diponegaran? Dan dihadapkan
    kepada waktu, haruskah Yogyakarta dihentikan sebagai ideologi atau
    diledakkan sebagai utopia?
    Dalam cerpen Ngajiman, misalnya. Pertemuan dua generasi
    telah menabrakan dua cara pandang berbeda terhadap eksistensi
    Kasultanan. Ngajiman yang tua memandang penuh taklid pada
    v
    kasultanan, tetapi aku naratif yang muda toh melihatnya dengan praktis;
    apa yang bisa dibuat oleh kerajaan Mataram itu bagi segi hidupnya?
    Di sinilah yang saya maksudkan dari yang ideologis dan yang utopis
    didiskusikan.
    Pada sisi yang lain, pengalaman menjadi mahasiswi di
    Yogyakarta, tinggal di sebuah rumah kost bersama mahasiswi yang lain,
    toh menumbuhkan kecurigaan pada sesama teman kost. Kecurigaan
    bahwa teman kost itu telah berprofesi sebagai ayam kampus tak
    bisa dielakkan. Problemnya, bolehkah kecurigaan negatif ini disusun
    sebagai bagian dari warna lokal?
    Problem-problem tekstual itu masih ditambah lagi dengan
    kemampuan deskripsi yang mentah ketika teks merujuk pada tandatanda
    atau gejala-gejala yang sifatnya ostensif: gejala yang memang
    bisa dirujuk di dalam kenyataan. Semisal, Alun-alun Kidul, Maliboro,
    gudeg wijilan, dll. Rujukan-rujukan ini memang kadang butuh deskripsi
    yang pekat seandainya ia bersangkut-paut dengan plot. Kadang cukup
    disebut sambil lalu jika ia hanya sesuatu yang cenderung bersifat
    artifisial. Seperti misalnya, dalam cerpan Insaf, pemandangan kampung
    di sekitar alun-alun tampak kurang meyakinkan padahal kondisi itu
    yang membentuk karakter tokoh.
    Tetapi, lepas dari itu semua, hal yang membanggakan adalah
    ke-dua puluh empat cerpen ini akhirnya tersaji untuk bisa kita baca
    bersama. Bukan hal mudah melakukan strukturasi pengalaman.
    Kesediaan mereka-reka atau memfiksikan sebuah kasus menjadi
    sejarah kasus, adalah kesediaan untuk menuntaskan sebuah diskusi
    atas sebuah wacana. Entah dengan nalar deduksi, induksi atau
    abduksi dalam percakapannya—yang mungkin itu bisa ditelisik sebagai
    ekspresi politis.
    Dan yang sangat penting, memutuskan bahwa sebuah cerita
    diakhiri, dengan membubuhkan tanda titik di akhir tulisan, adalah wujud
    dari sebuah praktik hidup yang diawali dengan perencanaan, diorganisasi
    untuk dijadikan wujud, dan diakhir dengan keberhasilan menyelesaikan
    seluruh cita-cita. Tak ada keinginan atau harapan yang bisa hadir
    tanpa adanya gagasan, perencanaan, dan upaya pewujudannya untuk
    mendapatkan hasil akhir yang diinginkan. Tampaknya, inilah yang paling
    sangat berharga. Dan penghargaan ini, sesungguhnya, adalah milik
    vi
    dari teman-teman (para aktivis Sarkem) yang dengan sabar melakukan
    sharing dengan peserta untuk hasil terakhir ini, karena sesungguhnya
    workshop yang sebenarnya—sebuah kerja learning by doing—adalah
    yang dilakukan para pendamping, bukan oleh saya yang datang dan
    bercerita tentang pengalaman menulis.

    DiandraCreative.com - Kumis Penyaring Kopi: Sekumpulan Cerpen

    Kumis Penyaring Kopi: Sekumpulan Cerpen

    Kategori : Novel
      ISBN:978-602-19629-3-0
      Penulis:Pinto Anugrah
      Penerbit:Diandra Creative Self
      Tanggal Terbit:2012-11-25
      Jumlah Halaman:132 hal
      Berat Buku:400 gr
      Kertas:13 x 19 cm
      Harga:Rp. 30.000,00
    Anda harus login untuk melakukan transaksi

    5 Votes



    Sinopsis

    Sebuah tempat yang selalu saya rindukan, sebuah halaman,
    maka saya pikir, di dalam kumpulan cerpen Kumis
    Penyaring Kopi ini saya hendaknya juga membuat sebuah
    halaman sebelum masuk, kemudian ketuklah kata-kata dan
    narasi di dalam cerita-cerita saya ini.
    Barangkali saya bukanlah seorang pengarang yang baik,
    sebab saya hanyalah seorang pengarang yang terlalu banyak
    tenggelam dengan dimensi sendiri, bahkan tidak hanya tenggelam,
    terkadang saya juga terjebak di dalamnya, hingga sulit
    untuk keluar. Saya menikmatinya dan lama-lama itu menjadi
    candu.
    Dimensi-dimensi itu bersileweran di kepala, di seluruh
    bagian badan diri. Dan itulah mungkin, kenapa tidak mudah
    bagi saya untuk jadi pengarang; harus menembus dimensi
    lain di luar dimensi fisik berada, mengumpulkannya, bahkan
    6
    mengaduk-aduknya. Untuk masuk ke dalam itu, terkadang,
    dengan tenaga sendiri saya tidak mampu. Saya perlu pematik,
    pemancing, terkadang dijinjing, bahkan dilemparkan ke
    dalamnya.